Busi menjadi salah satu komponen yang sering dilupakan pemilik sepeda motor. Maklum, bentuknya tidak terlalu besar dan terletak di dalam mesin. Banyaknya ragam dan varian merek busi untuk sepeda motor yang beredar di pasaran, mengharuskan kita jeli dalam memilih busi untuk motor kesayangan.
Padahal, busi punya peran penting yang berfungsi sebagai pemantik bunga api dalam ruang bakar mesin. Tujuannya untuk membakar campuran udara dan bahan bakar agar piston bisa bergerak sesuai dengan perintah ledakan bahan bakar setelah terkena bunga api tadi.
Dengan peran penting itu, busi layak mendapat perhatian ekstra. Jika tak dirawat secara berkala, busi yang sudah aus akan memengaruhi performa/kinerja mesin. Nantinya, busi tidak mampu lagi memantikan api dengan sempurna. Tapi tahukah Anda busi untuk motor injeksi dan karburator berbeda?
Busi mesin injeksi dan karburator secara dasar sudah dibedakan oleh produsen busi. Perbedaan tersebut terletak pada resistornya. Jika busi masih dalam kondisi baik, artinya masalah di ruang bakar bisa diminimalkan. Membiarkan kondisi busi yang sudah tak sempurna memantikkan bunga api bisa menimbulkan masalah dalam jangka panjang. Terutama yang berhubungan dengan piston dan blok silinder.
Komposisi busi injeksi dan karburator tidak ada yang mencolok. Perbedaannya cuma ada di busi standar saja. Sedangkan yang lainnya sudah pakai resistor. Kalau cara mengetahuinya ada di part number, kalau yang ada R?berarti tipe resistor. Contohnya C6HSA non resistor dan CR6HSA tipe resistor. Jadi jika mesinnya injeksi wajib pakai busi resistor. Tapi jika motornya karburator tidak perlu resistor.
Meski begitu perlu diwaspadai, busi untuk motor injeksi dipasang di motor yang masih pakai karburator tidak ada masalah. Tapi kalau busi untuk motor karburator tidak boleh dipasang di motor injeksi. Efeknya bisa menggangu ECU maupun sensor lain, bahkan mesin bisa brebet dan mati.
Busi yang sudah aus dapat dikenali ketika mensin sepeda motor Anda terasa bergetar. Terkadang terdengar bunyi ledakan yang keluar dari knalpot akibat proses pembakaran yang tidak sempurna. Ledakan ini biasanya berulang, saat mesin deselerasi ataupun saat berakselerasi.
Busi memiliki usia pakai hingga 10 ribu kilometer. Jika masih digunakan lewat dari batas yang ditentukan sudah tidak optimal. Terlebih busi merupakan komponen fast moving. Selain itu bahan bakar juga menjadi lebih boros karena kerja mesin yang semakin berat.